Senin, 19 Desember 2016


KOTA SAWAHLUNTO ADALAH KOTA WARISAN DUNIA

Kutipan Sejarah dan Geografi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas  https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sawahlunto


Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.[2] Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya

Sejarah

Cikal bakal dijadikannya Sawahlunto sebagai kota terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa geolog asal Belanda ke pedalaman Minangkabau (saat itu dikenal sebagai Dataran Tinggi Padang), sebagaimana yang ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penelitian pertama dilakukan oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, kemudian dilanjutkan oleh Ir. Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867. Dalam penelitian De Greve, diketahui bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di sekitar aliran Batang Ombilin, salah satu sungai yang ada di Sawahlunto.[4] Sejak penelitian tersebut diumumkan ke Batavia pada tahun 1870, pemerintah Hindia Belanda mulai merencanakan pembangunan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan eksploitasi batu bara di Sawahlunto. Selanjutnya Sawahlunto juga dijadikan sebagai kota pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Sawahlunto.
Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892.[5] Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih mengandalkan narapaidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia Belanda mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api mulai dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.

Geografi

Bentang alam kota Sawahlunto memiliki ketinggian yang sangat bervariasi, yaitu antara 250 meter sampai 650 meter di atas permukaan laut. Bagian utara kota ini memiliki topografi yang relatif datar meski berada pada sebuah lembah, terutama daerah yang dilalui oleh Batang Lunto, di mana di sekitar sungai inilah dibentuknya pemukiman dan fasilitas-fasilitas umum yang didirikan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sementara itu bagian timur dan selatan kota ini relatif curam dengan kemiringan lebih dari 40%.
Kota Sawahlunto terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan bagian dari Bukit Barisan dan memiliki luas 273,45 km². Dari luas tersebut, lebih dari 26,5% atau sekitar 72,47 km² merupakan kawasan perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Penggunaan tanah yang dominan di kota ini adalah perkebunan sekitar 34%, dan danau yang terbentuk dari bekas galian tambang batu bara sekitar 0,2%.
Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kota Sawahlunto mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 22,5 °C dan maksimum 27,5 °C. Sepanjang tahun terdapat dua musim, yaitu musim hujan dari bulan November sampai Juni dan musim kemarau dari bulan Juli sampai Oktober. Tingkat curah hujan kota Sawahlunto mencapai rata-rata 1.071,6 mm per tahun dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember

Nah.. kalau udah baca bagian Sejarah dan Geografisnya, bisa dilihat bagian tempat wisata Sawahlunto yang pastinya akan membuat anda ingat  sampai kapanpun. dan pastinya akan tertinggal dihati kalian..
Kota Sawahlunto adalah Kota yang kaya beragam suku yang ada di Indonesia. suku Minangkabau, Jawa, Batak, Tiong hoa dll. Disawahlunto ini terdapat banyak bangunan-bangunan bersejarah peninggalan penjajahan Belanda. Seperti Gedung Ombilin, Gedung Pusat Kebudayaan, Gereja Santa Barbara, Hotel Ombilin, Silo & Sizing Plant, Lubang Mbah Soero, Lubang Kalam, Gudang Ransum masih ada yang lainnya..Cekidot.. Langsung saja ke TKP.

Tempat Wisata di Sawahlunto

1. Danau Kandi »


Tempat Wisata di Sawahlunto yang ada di Desa Salak, Kecamatan Talawi, tepian kota yang kami datangi terlebih dahulu beberapa saat sebelum memasuki Kota Sawahlunto.

2. Batu Sandaran »

Kelurahan Balai, di lingkar luar Selatan Kota Sawahlunto, berasal dari legenda digunakannya jajaran batu itu sebagai sandaran ketika sesepuh adat bermusyawarah.

3. Dendeng Batokok Muara Kalaban »

Lokasinya berada di Jalan Lintas Sumatera, Muara Kalaban, Kecamatan Silungkang.

4. Gedung Koperasi Ombilin »

Gedung peninggalan Belanda ini dijadikan atau dimanfaatkan menjadi Koperasi karyawan PTBA Ombilin Lokasinya berada di samping Hotel Ombilin, di sudut Jl. Yos Sudarso.

5. Gedung Pegadaian »

Jalan Ahmad Yani, pusat kota yang merupakan salah satu bangunan tua di kota Sawahlunto ini.

6. Gedung PTBA »

Gedung ini peningggalan Belanda yang dahulunya sebagai kantor Kolonial, dan saat ini dijaikan kantor untuk PTBA Ombilin sub PT. Bukit Asam, Kantor yang beroperasi sebagai tambang batubara yang ada di Sawahlunto
Wisata Sawahlunto di Jalan Abdurahman Hakim, pusat kota, berupa bangunan tua di kota tambang yang batubaranya makin sulit ditambang ini.

7. Gedung Pusat Kebudayaan »


Gedung peninggalan belanda ini dibangun pada tahun 1910 dengan nama "Gluk Auf". Gdung ini digunakan Pada zaman pemerintahan Belanda sebagai tempat para pejabat Pemerintahan Kolonial menghibur diri. Setelah dilakukan revetalisasi pada tanggal 1 Desember 2006 bertepatan dengan ulang tahun Kota Sawahlunto ke 118, Gedung ini dijadikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto. Lokasi gedung ini Jl. A. Yani yang merupakan salah satu gedung-gedung tua peninggalan jaman kolonial.

8. Gelanggang Pacuan Kuda »

Seluas 39,69 Ha ini memiliki trek pacuan sepanjang 1.400 m dengan lebar 20 m, dilengkapi jalan kuda, kandang kuda berkapasitas 200 ekor, dll.

9. Gereja Katolik Santa Barbara »

Bangunan tua Gereja Katolik Santa Barbara Sawahlunto yang dibangun pada tahun 1920-an ini masih tampak cukup anggun, dengan halaman yang asri. Bangunan di samping kanan Gereja Katolik Santa Barbara adalah Gedung Koperasi Ombilin Kota Sawahlunto yang juga dibangun pada era yang sama.
Jl Yos Sudarso, yang bentuk bangunannya menarik perhatian saya ketika lewat di depannya.

10. Kain Tenun Silungkang »




Songket salah satu hasil karya tangan-tangan terampil pengrajin asli Silungkang, kota Sawahlunto, Sumatera Barat yang memiliki corak dan motif yang bervariasi dan unik.
Tenunan Silungkang mempunyai kelebihan pada motif. Keistimewaan lain terdapat pada ragamnya. Ada songket ikat, songket batabua, penuh, benang dua, dan songket selendang lebar.
Bahan dasar kain tenun songket adalah benang tenun yang disebut benang lusi atau lungsin. Benang tersebut satuan ukurannya disebut palu. Sedangkan, hiasannya (songketnya) menggunakan benang makao atau benang pakan. Benang tersebut satuan ukurannya disebut pak. Benang lusi dan makao itu pada dasarnya berbeda, baik warna, ukuran maupun bahan seratnya. Perbedaan inilah yang menyebabkan ragam hias kain songket terlihat menonjol dan dapat segera terlihat karena berbeda dengan tenun latarnya.Jalan Lintas Sumatera, Silungkang, yang terkenal di Sumatera Barat.

11. Kincir Air Talawi »

Tempat Wisata di Sawahlunto yang berada di talawi berupa kincir air tradisional, yang kami jumpai dalam perjalanan menuju Sawahlunto.

12. Kantor Polisi »

Pusat kota yang merupakan bangunan tua di kota tambang ini, dibangun kolonial pada 1920. yang saat ini dimanfaatkan sebagai Polsek Sawahlunto

13. Kereta Api Wisata »

Kereta Api Wisata ini menggunakan Lokomotif Tua, yang digunakan pada masa Pemerintahan Kolonial belanda untuk mengangkut Batubara. Lokomotif tua yang disebut masyarakat setempat "Mak Itam" lokomotif yang berwarna hitam legam ini menjadi Maskot utama di museum kereta api Kota Sawahlunto.
Beroperasi setiap akhir pekan dari Museum Kereta Api, untuk menikmati pemandangan, menembus Lubang Kalam (sepanjang 835 m) menuju Stasiun Muaro Kalaban.

14. Lubang Kalam »

Berupa terowongan jalan kereta api yang menembus kaki bukit, dikerjakan oleh orang rantai.

15. Lubang Tambang Mbah Soero »

Kalau Anda berkunjung ke Sawahlunto, jangan lewatkan wisata yang satu ini, ini adalah wisata yang sangat memacu adrenalin bagi yang suka dengan mistis.. OOppsss.. tapi bukan berarti tempat ini nyeremin dan buat kita terkencing-kencing..coba deh, dan kalian akan takjub dengan apa yang kalian liat. Lobang ini tidak kalah dari Lobang Jepang.
Lubang Suro disebut-sebut mirip dengan Goa Jepang di Bukittinggi, tampaknya tidak tepat. Sebab Lubang Suro dibangun jauh lebih awal oleh Belanda sementara Goa Jepang dibangun oleh Jepang di sekitar tahun 1930-an. Lubang Suro juga lebih unik karena berada di bawah kota Sawahlunto dan mengular hingga sekitar 1,5 km.

Mbah Suro dikenal sebagai mandor orang rantai dan masyarakat, beliau juga dikenal memiliki ilmu kebathinan yang tinggi. Ia jadi panutan warga. Mbah Suro ini memiliki lima anak dengan 13 cucu. Istrinya adalah seorang dukun beranak. Mbah Suro meninggal sebelum tahun 1930 dan dimakamkan di pemakaman orang rantai, Tanjung Sari, Kota Sawahlunto.
Merupakan salah satu tempat wisata yang paling mengesankan di Sawahlunto.

16. Makam Prof.MR.H Muhammad Yamin »

Wisata Sawahlunto untuk ziarah di Talawi, di daerah dimana pahlawan nasional Muhammad Yamin dilahirkan.

17. Masjid Agung Nurul Islam »

Pusat kota yang pagi-pagi sebelum sarapan kami kunjungi dengan berjalan kaki.

18. Museum Gudang Ransum »
Museum Gudang Ransum ini adalah dapur umum untuk memasak makanan untuk semua pekerja tambang batubara "manusia rantai".
Pusat kota yang diresmikan 17 Desember 2005, menempati sebuah bangunan bekas dapur umum.

19. Museum Kereta Api »

Di pusat kota yang menyimpan lokomotif kuno dan dokumentasi sejarah perkeretaapian.

20. Rumah Pek Sin Kek »
Rumah Pek Sin Kek dibangun pada 1906, dan pernah digunakan sebagai Gedung Teater, Tempat Perhimpunan Masyarakat Melayu, dan sebagai Pabrik Es. Saat papan itu dibuat, Rumah Pek Sin Kek digunakan sebagai Toko Suvenir.
Di pusat kota yang merupakan bangunan tua di Sawahlunto dan dipugar pada 2005 – 2006.

21. Rumah Potong »
Rumah Potong Sawahlunto merupakan salah satu bangunan tua yang merupakan bagian dari Dapur Umum Sawahlunto. Namun jika bangunan utama dapur umum sekarang telah berubah fungsinya menjadi Museum Gudang Ransum, maka rumah potong ini masih tetap berfungsi sebagaimana sebelumnya.
Tempat Wisata di Sawahlunto berupa bangunan dari jaman kolonial yang berada di samping Museum Gudang Ransum, merupakan bagian dari Dapur Umum Sawahlunto.

22. Rumah Walikota »

Berupa sebuah gedung tua yang dibangun pada tahun 1920 oleh Belanda sebagai Rumah Asisten Residen. dan saat ini digunakan sebagai rumah Walikota Sawahlunto

23. Sekolah Santa Lucia »

Berupa gedung tua peninggalan kolonial yang saya kunjungi melalui samping Gereja Santa Barbara. Saat ini menjadi Sekolah Swasta 1 atap TK - SD.
24. Silo dan Sizing Plant »

Pinggiran kota berupa tiga buah Silo berukuran raksasa yang letaknya berdekatan. Silo ini adalah bangunan yang tinggi menjulang untuk mentransfer atau pengantar batubara menuju sizing plant dan langsung ke gerbong kreta api

25. Hotel Ombilin »

Hotel Ombilin juga merupakan salah satu bangunan heritage peninggalan Belanda yang dahulu digunakan sebagai penginapan bagi para tamu Belanda.
26. Taman Satwa Kandi »

Sebuah kompleks wisata keluarga di alam terbuka seluas 5 hektar di daerah perbukitan bekas area penambangan dengan keindahan alam Sawahlunto, dimana tersedia fasilitas untuk outbound, ATV, go cart, juga paint ball, dan banyak lagi.

27. Water Boom Muaro Kalaban »

Di pinggir jalan lintas Sumatera, diresmikan pada 1 Desember 2006, dengan kolam orang dewasa dan remaja, seluncuran, kolam balita, pujasera, kamar bilas, dan gazebo.

28. Danau Biru 
Nah inilah destinasi wisata baru yang ada disawahlunto, Danau biru merupakan danau yang tidak sengaja terbentuk, danau ini merupakan cekungan bekas galian tambang batu bara yang lama kelamaan berubah menjadi danau kecil yang sangat indah. Sawahlunto sebelumnya sangat mengadalkan batubara sebagai sumber utama perekonomian, seiring dengan semakin sedikitnya batu bara, bekas bekasnya pun disulap menjadi objek wisata yang sangat indah. Tempat ini tempat yang saat ini sedang diminati wisatawan lokal karena baru ditemukan. pada tahuun 2017 nanti tempat ini akan dikelola oleh Dinas Pariwisata Sawahlunto. Jangan lupa ya untuk berkunjung kesini gak bakalan nyesel deh..

29. Monumen Kesetiaan

Monumen ini diresmikan pada 15 Februari 2015 oleh Bapak Walikota Ali Yusuf
Ditempat ini sepasang kekasih bisa meautkan gembok cinta mereka dengan menuliskan nama pada gembok dan menautkannya pada kurungan besi ini sebagai tanda cinta atau kesetiaan seperti gembok yang tertaut pada kurungan besi itu..datanglah ketempat ini dengan pasangan anda.. dan tautkan gembok cinta anda disitu.. semoga ikatan cinta kalian bisa abadi seperti ikatan gembok cintanya.
30. Puncak Polland
Puncak Polland adalah puncak yang terlihat jelas dari pusat kota. Seperti Amerika yang ada bukit bertulisan Hollywood. kalau di Sawahlunto ada puncak Pollan dengan tulisan Sawahlunto. Di puncak ini anda sekalian bisa menikmati rindangnya pohon pinus dan Keindahan Kota Sawahlunto dari ketinggian. dan bagi yang suka memacu Adrenalin tempat ini juga bisa digunakan untuk paralayang

31. Air Terjun Sungai Bikan

Untuk sampai ke air terjun yang termasuk dalam kawasan wisata Musiduga (Muaro, Silokek dan Durian Gadang), harus melalui Muaro Sijunjung, yaitu Ibukota kabupaten Sijunjung. Setelahnya harus melewati Silokek, karena jalur tersebut adalah akses satu-satunya menuju air terjun Pelukahan.  Obyek wisata yang bisa dinikmati di Silokek, dan cukup terkenal adalah Pasir Putih. Mempunyai alam cukup elok, yaitu perpaduan ngarai-ngarai eksotis dengan pasir putih yang terhampar di pinggir sungai. Jika telah puas menikmati pemandangan di Silokek, perjalanan diteruskan lebih kurang 3 km menuju ke nagarian Durian Gadang. Namun alangkah baiknya jika selalu bertanya sebab tidak ada penunjuk sama sekali arah lokasi air terjun ini. Perlu diketahui air terjun Pelukahan terletak di atas bukit dan tidak terlihat dari jalan utama. Untuk mencapai air terjun, kita mesti berjalan kaki melewati hutan. Sesekali akan kita jumpai aliran air jernih yang datangnya dari arah puncak air terjun. Jarak Air terjun dari jalan utama lebih kurang 500 m. Walaupun demikian jalanan setapak yang dilalui menuju air terjun ini cukup bagus, sehingga perjalanan terasa menyenangkan sambil menikmati hutan-hutan di sekelilingnya.

Nah untuk yang datang ke Sawahlunto yang tidak mendapatkan tempat penginapan atau hanya bermodal pas-pasan jangan takut. Disini disediakan Homestay dengan harga yang terjangkau. tinggal hubungi pemilik Homestay atau datang langsung bisa. untuk pengalaman sih lebih baik kita menginap di Homestay yang ada. karena karena kita menginap di Homestay kita bisa mendapatkan Informasi-informasi mengenai Kota Sawahlunto dan juga mendapatkan keramah tamahan penduduk kota Sawahlunto. Ini daftar Homestay yang ada di Sawahlunto disini

Nah cukup sampai disini dulu ya... nanti kalau ada perubahan atau tambah lainnya akan saya Update. dan saya minta maaf apaabila ada kesalahan ketik atau bahasa yang tidak berkenan untuk dimaklumi..
setelah membaca artikel ini jangan lupa untuk datang ya..!!! Bye



0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Postingan Populer

Text Widget

About Me

WHO AM I? Nama ku Bayu Adie Setiawan Panggil saja aku "Bayu" Pendidikan terakhirku SMK tahun 2007 SMK Negeri 2 Sawahlunto Bila ingin tahu lebih dekat dengan saya bisa langsung saja hubungi saya lewat Facebook saya ini. dan apabila ingin memberi saran atau masukan diharapkan dengan kata-kata yang jelas dan tidak dibenarkan menggunakan kata sara dan kata-kata kebencian. Terimakasiih telah berkunjung di Blog saya, semoga apa yang saya bagikan ini menjadi sebuah informasi yang bermanfaat untuk teman dan sobat-sobat sekalian, Terima kasih dan jagan lupa untuk add saya di Google+ ya.. Bye :) Facebook